Pusat Studi Sejarah dan Ilmu-Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan (PUSSIS-UNIMED) bekerja sama dengan Jurusan Pendidikan Sejarah Universitas Negeri Medan
Menyelenggarakan
CERAMAH ILMIAH: PERAN MISIONARIS JERMAN PADA MASA JAJAHAN DI NAMIBIA DAN INDONESIA
vNarasumber: Prof. Uli Kozok (Univeristas
Hawaai)
vTanggal dan Waktu : 09 Januari 2015 , pkl. 09.30-11.30 WIB
vTempat : di Ruang
Sidang A Pusat Administrasi Universitas Negeri Medan
Ringkasan Esklusif
Namibia
dan tanah Batak memiliki akar
sejarah yang
sama mengenai
penginjilan yang dilakukan oleh RMG (Rheinische Missionsgesellschaft) pada
masa kolonialisme. Pada tahun 1857 terjadi pengkristenan yang dilakukan oleh
RMG terhadap orang Batak "Batakmission",
sedangkan pada tahun 1829 mission RMG pertama kali datang ke Namibia. Kebijakan-kebijakan para misionaris
(zending) yang ditanamkan di tanah Batak seperti anti pribumi, ekstrim anti
Islam, bersikap rasis, bangsa berwarna ditakdirkan tuhan agar dijajah dan
bangsa berwarna hanya cocok jadi buruh merupakan momok yang dihadapi orang Batak
selama terjadi proses penginjilan. Kebijakan-kebijakan tersebut juga dilakukan
oleh para missionaris Jerman di Namibia.
Sehingga dapat ditarik kesimpulan antara Namibia dan Tanah Batak memiliki
akar sejarah yang sama selama proses penginjilan yang dilakukan oleh Jerman
sebagai negara koloni. Konsep yang mendasari dalam proses penginjilan para
misionaris baik di Indonesia dan Namibia tidak hanya menanamkan misi agama
melainkan juga sebagai asas upaya penjajahan (Kozok, 2015)