Kamis, 13 Agustus 2015

Pusat Studi Sejarah dan Ilmu-Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan (PUSSIS-UNIMED) bekerja sama dengan Jurusan Pendidikan Sejarah Universitas Negeri Medan

Menyelenggarakan 

CERAMAH ILMIAH: PERAN MISIONARIS JERMAN PADA MASA JAJAHAN DI NAMIBIA DAN INDONESIA

vNarasumber: Prof. Uli Kozok (Univeristas Hawaai)
vTanggal dan Waktu : 09 Januari 2015 , pkl. 09.30-11.30 WIB

vTempat : di Ruang Sidang A Pusat Administrasi Universitas Negeri Medan

Ringkasan Esklusif

Namibia dan tanah Batak memiliki akar sejarah yang sama mengenai penginjilan yang dilakukan oleh RMG (Rheinische Missionsgesellschaft) pada masa kolonialisme. Pada tahun 1857 terjadi pengkristenan yang dilakukan oleh RMG terhadap orang Batak "Batakmission", sedangkan pada tahun 1829 mission RMG pertama kali datang ke Namibia. Kebijakan-kebijakan para misionaris (zending) yang ditanamkan di tanah Batak seperti anti pribumi, ekstrim anti Islam, bersikap rasis, bangsa berwarna ditakdirkan tuhan agar dijajah dan bangsa berwarna hanya cocok jadi buruh merupakan momok yang dihadapi orang Batak selama terjadi proses penginjilan. Kebijakan-kebijakan tersebut juga dilakukan oleh para missionaris Jerman di Namibia.  Sehingga dapat ditarik kesimpulan antara Namibia dan Tanah Batak memiliki akar sejarah yang sama selama proses penginjilan yang dilakukan oleh Jerman sebagai negara koloni. Konsep yang mendasari dalam proses penginjilan para misionaris baik di Indonesia dan Namibia tidak hanya menanamkan misi agama melainkan juga sebagai asas upaya penjajahan (Kozok, 2015)








Tidak ada komentar:

Posting Komentar